Tugas Akhir M4 PPG: Studi Kasus Kecerdasan Majemuk Siswa


Tugas Akhir M4 PPG: Studi Kasus Kecerdasan Majemuk Siswa


Tugas Akhir M4 PPG di LPTK UNY mengerjakan tentang studi kasus kecerdasan majemuk siswa. Kita selaku guru akan di sajikan dengan berbagai kondisi beberapa latar belakang status sosial, minat siswa terhadap pembelajaran, kemampuan siswa, dan preferensi belajar siswa yang beraneka ragam dalam satu kelas.

Tugas Akhir M4 di LPTK UNY ini bisa dikerjakan dengan macam-macam pendapat. Tergantung dari peserta PLPG itu masing-masing. Jadi tidak ada ataupun saya tidak mengklaim jawaban saya adalah yang paling benar dari pada teman-tema yang lainnya.

Tugas Akhir M4 di LPTK UNY ini dapat teman-teman unduh secara full dengan format .doc Jadi teman-teman tinggal modifikasi saja. Sebagai gambaran tugasnya sebagai berikut :

tugas akhir m4 ppg tahun 2019


TUGAS AKHIR  MODUL 4
Di suatu kelas terdapat 30 siswa  dengan rincian :
  1. Jumlah laki-laki  20 orang,  jumlah  perempuan 10 orang
  2. Status sosial 60% adalah anak dari pekerja buruh pabrik, 20 % PNS, dan 10 % adalah pedagang, 20% adalah pegawai swasta/BUMN
  3. Minat siswa 50% pada kegiatan olahraga, 10% pada aspek akademis, 20% pada kegiatan seni, dan 20% pada  aspek ketrampilan
  4. Kemampuan siswa 40% pada batas bawah, 40% pada batas menengah, dan 20% pada batas tinggi
  5. Preferensi belajar 40% kinestetik, 30% visual, 30% auditory

Pertanyaan
1.      Bagaimana cara mengelola kelas dan mengakomodasi pembelajaran dengan karakteristik tersebut diatas  (ambil 1sub tema pembelajaran/ 1 mapel)
2.      Bagaimana mengembangkan kecerdasan majemuk dengan karakteristik diatas (ambil 1sub tema pembelajaran/ 1 mapel)

Kerjakan soal-soal tersebut dalam MS. Word.  dan submit pada tempat yang disediakan. Ukuran file yang diunggah maksimal 10 MB.

PENYELESAIAN

Cara Mengelola kelas dan mengakomodasi pembelajaran karakteristik

Berdasarkan data tersebut maka dalam mengelola kelas pada proses pembelelajaran saya melakukan:
a. Gender
Dengan jumlah laki-laki sebanyak 20 orang, jumlah perempuan 10 orang, jika akan membentuk kelompok diskusi maka lebih efektif penyebaran gender dengan jumlah yang sama, misal untuk kelompok disusun jumlah perempuan yang sama atau jumlah laki-lakinya sama. Contoh kelompok terbagi menjadi 5 kelompok dengan masing-masing anggota kelompok 6 orang terdiri dari 4 orang laki-laki  dan 2 orang perempuan.
b. Status Sosial
Dengan data yang ada terlihat bahwa dominan adalah anak dari pekerja buruh pabrik. Pada proses pembelajaran biasanya masalah yang timbul adalah sarana belajar probadi bagi siswa yang kurang beruntung yakni dari keluarga yang ekonominya kurang.
Pada kasus pada mata pelajaran Fisika materi Besaran dan Satuan memerlukan  laptop/komputer sebagai media belajar yang harus dimiliki siswa, sementara LAB Fisika dipergunakan kelas yang lainnya. Dalam hal ini yang saya lakukan adalah mengidentifikasi berapa orang yang memiliki laptop di kelas tersebut lalu saya membentuk kelompok belajar yang variatif sehingga siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu dapat belajar dengan temanya yang memiliki laptop.
c. Minat
Pada studi kasus tersebut diatas, terlihat bahwa minat pada kegiatan olah raga lebih dominan. Kemudian seni, keterampilan dan yang paling rendah adalah akademis.
Dalam hal ini yang saya lakukan untuk mengakomodir karakteristik minat dengan cara memberikan pembelajaran yang menarik, misalnya pada saat materi alat ukur dengan mistar atau jangka sorong maka saya menggunakan media video agar siswa yang memiliki kecenderungan kecerdasan visual dapat terakomodir. Saya pun masih memberikan penjelasan dengan penekanan intonasi yang baik agar siswa dengan minat seni dan keterampilan  (kecerdasan auditory) dapat juga terakomodasi. Tentunya juga meminta siswa untuk mengerjakan tugas mengukur ketebalan meja atau buku, agar siswa yang kecerdasaan kinestetik dapat berkembang. Dan diperbolehkan mendengarkan musik saat mengukur ketebalan meja atau buku dengan catatan voleme disesuaikan agar tidak mengganggu teman yang lain.

Cara mengembangkan kecerdasan majemuk
Dari data tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa kelas tersebut kecenderungan perkembangan siswanya mengacu kepada kecerdasan Kinestetik hal ini dapat terlihat dari minat siswa dan prereferensi. Untuk itu guru hendaknya dalam proses pembelajaran membantu mengembangakan kecerdasan kinestetik ini.
Kecerdasan Kinestetik meliputi kemampuan fisik, baik itu kecepatan, kelenturan dan lain-lainnya. Karakteristik kecerdasan ini adalah :
  1. belajar dengan langsung terlibat
  2. sensitive dan responsiv terhadap lingkungan dan sistem secara fisik
  3. mendemonstrasikan keseimbangan, keterampilan dan ketelitian dalam tugas fisik
  4. mempunyai kemampuan untuk memperbaiki segala sesuatu dan sempurna secara pementasan fisik.
  5. mengekspresikan ketertarikan pada karir atlit, penari, ahli bedah atau pembuat gedung

Untuk dapat mengembangkan kecerdasan majemuk dapat dilakukan dengan :
  • Lingkungan fisik : daerah ruang kela, dalam merencanakan ruang kelas, para pengajar membuat ruangan yang bisa membuat perasaan siswa menjadi senang.
  • Drama teater, permainan peran, drama kreatif, simulasi (keadaan yang meniru) keadaan sebenarnya.
  • Gerak kreatif : memahami pengetahuan jasmaniah, memperkenalkan aktifitas gerak kreatif, menerapkan gerak kreatif keahlian dasar, menciptakan isi yang lebih terarah dari aktivitas gerakan.
  • Tari : bagian-bagian tari, rangkaian pembelajaran melalui tari
  • Memainkan alat-alat : kartu-kartu tugas, teka-teki kartu tugas, menggambara alat-alat tambahan, membuat tanda-tanda bagi ruang kelas
  • Permainan ruangan kelas : binatang buruan ; permainan-permainan lantai besar, permainan yang merespon gerak fisik secara menyeluruh, permainan yang mengulang hal yang umum.
  • Permainan fisik : Karakteristik dari seorang pengajar (tentang) fissik, pendidikan petualang, jaring laba-laba dll
  • Perjalanan ke alam bebas.

·
Dari data yang dipaparkan juga terdapat siswa yang kecenderungan pada kecerdasan visual (30%). Untuk mengembangkan kecerdasan visual ini dapat dilakukan dengan cara :
  • Guru sebaiknya banyak/dititikberatkan pada peragaan/ media.
  • Menggunakan gambar-gambar di otak mereka dan belajar lebih cepat dengan menggunakan tampilan-tampilan visual seperti diagram, buku pelajaran bergambar
  • Gunakan warna untuk menghilite hal-hal penting
  • Mengajak membaca buku berilustrasi
  • Gunakan multi media (komputer dan video)
  • Mengilustrasikan ide-idenya  ke dalam gambar.


Sedangkan anak yang memiliki kecerdasan auditory dapat belajar lebih mudah dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yangdikatakan guru. Siswa tipe ini dapat mencerna makna yang disampaikan melalui tone suara, pitch (tinggi rendah), kecepatan berbicara dan hal-hal auditory lainya.

Untuk dapat mengembangkan kecerdasan auditory dapat dilakukan dengan :
  • Mengajak siswa untuk berpartisipasi dalam diskusi
  • Meminta siswa membaca lebih keras
  • Gunakan musik untuk mengajarkan anak
  • Diskusikan ide dengan siswa secara verbal
  • Diperbolehkan merekam materi ke dalam kaset atau yang lainnya.


Dari uraian tersebut dalam saya terapkan sesuai dengan mata pelajaran yang saya ampu adalah :
Contoh di kelas X Bisnis Konstruksi dan Properti (BKP) 1
Mapel            : FISIKA
Materi           : Besaran dan Satuan
Waktu           : 3 Jam Pelajaran
Tempat          : Ruang Laboratorium (Lab Fis)

Yang saya lakukan untuk anak anak dengan kecerdasan kinestetik lebih dominan adalah:
  • Siswa di ruang Labor dengan peralatan untuk besaran dan satuan
  • Setiap meja gambar diberi jarak teratur sehingga siswa mudah dalam pergerakannya

  1. Guru memberikan tayangan Video materi besaran dan satuan tentang alat alat ukur
  2. Lalu guru memberikan penjelasan ulang dari tayangan video tersebut dengan intonasi dan penekanan yang baik agar siswa dengan kecerdasan auditory dapat berkembang dan memberikan  job sheet (lembar kerja ) yang dilengkapi dengan petunjuk penggunaan alat alat ukur
  3. Guru meminta /menunjuk satu siswa maju  untuk mempraktekkan kembali di depan temannya tentang menggambar segi N contoh nya : “Roni, ukur ketebalan papan tulis, dan hitung dalam ketidakpastian!
  4. Setelah  salah satu siswa mempraktek kan di papan tulis , (membuat siswa terlibat langsung) selanjutnya siswa diminta  untuk mengukur ketebalan benda yang ada di sekitarnya dengan ukuran yang berbeda.

* Dari kegiatan ini diharapkan :
  • Siswa dengan kecenderungan kecerdasan kinestetik dapat terlibat langsung pada proses pembelajaran aplikasi pengukuran jangka sorong
  • Siswa dengan kecenderungan kecerdasan visual dapat melihat tayangan video cara pengukuran jangka sorong
  • Dan siswa dengan kecenderungan auditory juga dapat mengikuti dengan mendengar ( dengan tone suara) dan membaca cara pengukuran jangka sorong
  • Siswa dengan kemampuan batas tinggi (20%) membantu guru sebagai tutor sebaya dalam proses pembelajaran 

Untuk Format File Tugas M4 LPTK UNY dapat di unduh dibawah ini :

Demikianlah Tugas Akhir M4 PPG: Studi Kasus Kecerdasan Majemuk Siswa. Semoga dapat membantu

Belum ada Komentar untuk "Tugas Akhir M4 PPG: Studi Kasus Kecerdasan Majemuk Siswa"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel